Kupas Tuntas Surat Al-Ikhlas

16 February 2022
Surat Al Ikhlas merupakan surat Makiyah dimana artinya surat ini diturunkan di Makkah. Surat Al Ikhlas menjadi surat ke-112 di Alquran dan diturunkan setelah surat An Nas. Suratnya yang pendek, hanya empat ayat membuat Al Ikhlas populer di masyarakat. Surat ini sering dibaca sebagai surat pendek setelah Al Fatihah saat shalat. Surah Al Ikhas sendiri, berisi mengenai ketauhidan terhadap Allah yang menjadi pondasi utama bagi setiap muslim. Surah Al Ikhlas dalam Al-Quran merupakan salah satu surah yang memiliki berbagai keutamaan.
Meskipun namanya surat Al-Ikhlas, namun tak satu kata ”ikhlas” pun yang kita temukan di dalamnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa “ikhlas” memang sangat abstrak, bahkan tidak bisa dideteksi oleh alat detektor mana pun, termasuk oleh setan dan iblis. Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui perihal keikhlasan hati seseorang. Siapa saja bisa mengatakan, ”Saya melakukannya dengan penuh ketulusan”, tetapi tidak ada yang pernah tau hal apa yang sesungguhnya terjadi atau diniatkan. Tidak pernah ada larangan untuk mengatakan dan mengungkapkan kata-kata seperti itu. Namun, siapa yang akan mampu mendeteksi kebenaran dari kata-kata tersebut, bila diantara kata dan perbuatannya ternyata berbeda.
Ketika azan berkumandang, pertanda waktu shalat telah tiba, orang-orang berdatangan menuju masjid. Namun, siapakah yang menjamin bahwa setiap yang datang melangkah ke masjid berniat semata-mata karena Allah? Bisa jadi ada yang datang karena seusai shalat mau berjualan pada jamaah yang shalat di masjid tersebut. Mungkin pula ada yang mau datang ke masjid karena terikat janji pertemuan dengan temannya. Ada pula yang mau datang karena seusai shalat ada pengajian, apalagi seusai pengajian disiapkan santapan berupa kue-kue atau makanan lainnya yang tentu dibagikan secara cuma-cuma. Astaghfirullah, semoga kita tidak termasuk yang demikian itu.
Idealnya, setiap gerakan dan perbuatan yang kita lakukan, hendaknya dilakukan dengan niat yang penuh semata-mata karena Allah SWT. Mungkin pada penerapannya hal tersebut sulit untuk dilakukan, terutama di zaman seperti saat ini, zaman ketika pengaruh materialisme amat mengkristal. Namun, sesulit apa pun, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Memang perlu Latihan agar menjadi hal yang terbiasa, kesabaran yang tak bertepi, ketekunan yang luar biasa dan tentu saja ”perjuangan”. Hal tersebut seperti firman Allah SWT dalam QS. Al-Bayyinah Ayat 5 yang artinya:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya mengabdi kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus.”
Keutamaan surah Al Ikhlas dapat ditemukan dalam hadis. Salah satu hadis yang menerangkan hal tersebut menyeburkan bahwa surah Al-Ikhlas muatannya setara dengan sepertiga isi Al Quran. Dari Abud Darda’, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Apakah seseorang dari kamu tidak mampu membaca sepertiga Al-Quran di dalam satu malam?” Para sahabat bertanya, “Bagaimana seseorang (mampu) membaca sepertiga Al Quran (di dalam satu malam)?” Beliau bersabda: “Qul Huwallaahu Ahad sebanding dengan sepertiga Al Quran.” (HR. Muslim, nomor 811)
Salah satu sahabat Nabi Muhammad yang konsisten dzikir dengan surah Al-Ikhlas adalah Muawiyah bin Muawiyah Al Laytsi. KH Mochammad Djamaluddin Ahmad. Kebiasaan yang selalu diterapkan Muawiyah setiap keluar dan masuk rumah adalah senantiasa membaca surah Al Ikhlas. Kebiasaan lisan Muawiyah membaca surah ini juga dilakukan saat duduk, berdiri, dan di setiap keadaan.
Pada suatu hari, Muawiyah wafat usai menjalani perang Tabung. Ketika dirinya ingin pergi berperang, dia mengalami demam tinggi. Nabi Muhammad melarangnya dan Allah menakdirkannya meninggal saat perjalanan pulang ke Madinah. Di waktu wafat tersebut, Nabi Muhammad menyaksikan 70 ribu malaikat turut berkumpul untuk mendoakan Muawiyah. Sinar matahari seakan tertutupi dan tampak redup. Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma’ad mengatakan bahwa Nabi Muhammad senantiasa membaca surah Al Ikhlas dan Al Kafirun pada shalat sunnah sebelum shalat subuh dan sholat witir. Kedua surah tersebut telah mengumpulkan berbagai hal mengenai tauhid, ilmu dan amal, tauhid ma’rifat dan iradat (iradat), serta tauhid i’tiqad (kepercayaan) dan tujuan.