Meneladani Sifat Amanah di Tengah Masyarakat
02 March 2022
Amanah atau dapat dipercaya menjadi salah satu karakter unggulan yang harus dimiliki oleh seorang muslim terlebih bagi seorang pemimpin, sebagaimana dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dimana memiliki sifat tersebut. Amanah yang diberikan kepada Rasulullah dilaksanakan dengan baik sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada seluruh umat serta Allah Subhanahu wa ta’ala. Hal ini yang akhirnya menjadikan sosok Rasulullah mendapat gelar Al Amin, atau orang yang dapat dipercaya, dan tidak hanya dipercaya oleh kaum Muslimin saja melainkan juga meliputi orang-orang kafir.
Secara definsi Al-Amanah diartikan sebagai sifat wajib bagi rasul dimana memiliki arti dapat dipercaya, sifat ini begitu melekat pada para rasul. Setiap perkataan maupun perbuatan yang ditunjukkan oleh rasul sudah pasti dapat dipercayai. Sifat ini tertulis dalam Alquran Surat Asy-Syu’ara ayat 106-107 yang berbunyi sebagai berikut.
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ
إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu tidak bertakwa?’ Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (Q.S. Asy-Syu’ara: 106-107)
Dengan senantiasa menerapkan sikap amanah, maka akan dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab dan mampu mengemban suatu pekerjaan. Meskipun bukan hal tersebut esensinya, namun setidaknya, sikap amanah akan menghantarkan kehidupan kita menjadi lebih baik.
Hubungan dengan sesama manusia juga akan lebih harmonis karena kita mampu menjadi orang yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Saat ini, bukan hanya kepandaian yang diperlukan dalam menjalani kehidupan yang penuh persaingan dan menjadi orang yang amanah di tengah-tengah persaingan kehidupan. Jika menjadi orang yang amanah terasa berat, maka kuncinya adalah dengan selalu mengingat kebajikan dari Nabi Muhammad, suri tauladan kita. Rasulullah pernah bersabda, “Tidak ada iman yang sempurna bagi orang yang tidak mempunyai sikap amanah dan tidak ada agama yang sempurna bagi orang yang tidak menepati janji.”