Syafaat

14 March 2018
UMROH SEMARANG – Selama ini kita sering mendengar syafaat saat dalam sebuah kajian maupun ceramah di akhir atau di awal. Lantas, apakah syafaat itu? syafaat merupakan perantara bagi yang dapat mendatangkan suatu kemanfaatan atau menolak suatu kemudharatan. Orang-orang kafirpun beranggapan bahwa mereka akan mendapatkan syafaat dari berhala-berhala serta makhluk yang mereka sembah, sedangkan di akhirat syafaat tidak akan berguna apabila Allah azza wa jalla tidak mengizinkan.
Alhamdulillah, di balik kemudahan Allah azza wa jalla memberikan kemudahan mendapatkan pahala, Allah juga memberikan berbagai syafaat kepada hamba nya yang beriman. Di akhirat syafaat harus memenuhi kriteria berikut, antara lain :
- Allah meridhai orang yang MEMBERI syafaat.
- Allah meridhai orang yang DIBERI syafaat.
- Allah MENGIZINKAN pemberi syafaat untuk memberi syafaat.
Sebagaimana firman Allah yaitu :
- “ Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. ” (Al-Baqarah: 255).
- “Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai(Nya)”. [An-Najm/53 : 26].
- “Pada hari itu tidak berguna syafa’at, kecuali (syafa’at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya dan Dia telah meridhai perkataanNya”. [Thaha/20 : 109]
Sedangkan menurut para ulama, syafaat yang diterima, dibagi menjadi dua macam:
Pertama, syafaat umum. Makna umum, Allah mengizinkan kepada salah seorang dari hamba-hamba-Nya yang shalih untuk memberikan syafaat kepada orang-orang yang diperkenankan untuk diberi syafaat. Syafaat ini diberikan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, nabi-nabi lainnya, orang-orang jujur, para syuhada, dan orang-orang shalih. Mereka memberikan syafaat kepada penghuni neraka dari kalangan orang-orang beriman yang berbuat maksiat agar mereka keluar dari neraka.
Kedua, syafaat khusus, yaitu syafaat yang khusus diberikan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dan merupakan syafaat terbesar yang terjadi pada Hari Kiamat. Tatkala manusia dirundung kesedihan dan bencana yan tidak kuat mereka tahan, mereka meminta kepada orang-orang tertentu yang diberi wewenang oleh Allah untuk memberi syafaat. Mereka pergi kepada Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Tetapi mereka semua tidak bisa memberikan syafaat hingga mereka datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau berdiri dan memintakan syafaat kepada Allah, agar menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari adzab yang besar ini. Allah pun memenuhi permohonan itu dan menerima syafaatnya.
“Setiap Nabi memiliki do’a (mustajab) yang digunakan untuk berdo’a dengannya. Aku ingin menyimpan do’aku tersebut sebagai syafa’at bagi umatku di akhirat nanti.” (HR. Bukhari, no. 6304).