Keutamaan Meninggal di Hari Jumat

18 February 2022
Meninggal dunia merupakan hal yang pasti terjadi untuk semua makhluk hidup. Di dalamAl Quran pun telah tertulis setiap jiwa yang bernyawa akan merasakan kematian. Ketika waktunya tiba, setiap manusia tentu ingin meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Husnul khotimah ( خسن الخاتمة ) sendiri yakni akhir yang baik dari segala hidup seseorang. Hari Jumat menjadi salah satu hari baik yang diyakini umat Islam dan menyimpan berbagai keutamaan di dalamnya. Hari Jumat termasuk dalam hari yang istimewa bagi umat muslim sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: “Sebaik-baiknya hari yang padanya terbit matahari adalah hari Jumat. Pada hari itulah saat diciptakannya Adam, dimasukkannya ia ke surga, dan dikeluarkannya dari surga.” (HR Muslim).
Selain itu, hadits lain juga menyebutkan sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada hari Jumat. Hal ini pula yang melahirkan banyak pertanyaan terkait keistimewaan dari meninggal pada hari Jumat. Meski hadits terkait meninggal di hari Jumat masih menjadi ‘tanda tanya’, ada beberapa ulama menemukan keutamaan di baliknya. Sejumlah keutamaan meninggal di hari Jumat antara lain seperti :
-
Masuk Surga
Mufti of Federal Territory Office Malaysia menjelaskan ada beberapa keutamaan ketika umat Muslim meninggal di hari Jumat. Salah satunya yakni ia akan masuk ke dalam surganya Allah SWT. Menurut hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, di mana Nabi SAW bersabda :
خَيرُ يومٍ طَلَعتْ عليه الشمسُ يومَ الجُمُعةِ ، فيه خُلِقَ آدمُ ، وفِيه أُدْخِلَ الجنةَ ، وفيه أُخْرِجَ مِنها ، ولا تَقومُ الساعةُ إِلَّا في يومِ الجُمعةِ
Artinya:
“Hari terbaik di mana matahari telah terbit adalah hari Jumat; di atasnya Adam diciptakan. di atasnya dia dimasukkan ke surga, di atasnya dia dikeluarkan darinya. Dan jam terakhir akan terjadi pada hari lain selain hari Jumat.” Dari riwayat hadits tersebut tertulis seseorang akan masuk surga apabila meninggal di hari Jumat.
-
Hari Terbaik bagi Muslim
Selain itu, pada hari Jumat, ada waktu khusus dimana Allah SWT akan mengabulkan permohonan hamba-Nya. Menurut Musilm Hands, hari Jumat adalah hari yang penuh berkah dan bermanfaat dalam satu minggu. Hal ini dinyatakan dalam hadits shahih dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut ketika menjelaskan terkait hari Jumat:
اعةٌ، لا افِقُها لمٌ، ائمٌ لِّي، لُ اللهَ الى ا، لا ا اه
Artinya:
“Ada suatu waktu di dalamnya (Jumat) di mana tidak ada seorang Muslim pun yang berdiri saat shalat dan memohon kepada Allah, Yang Maha Besar dan Maha Agung, untuk sesuatu kecuali bahwa Dia akan memberikannya kepadanya.”
-
Dijaga dari Fitnah Kubur
Syekh Abdur Rauf al-Manawi memberi pendapat terkait meninggal di hari Jumat, salah satunya dari keutamaan yang dimiliki. Keutamaan yang diyakininya yakni mendapat fitnah dari kubur, seperti yang tertulis dalam kitab Faidl al-Qadir sebagai berikut:
“Sabda Nabi, tidaklah seorang Muslim mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur, sebab orang yang wafat di hari atau malam Jumat dibukakan paginya tutup (kurungan), sebab pada hari Jumat api neraka Jahannam tidak dinyalakan, pintu-pintunya ditutup, keleluasaan api neraka tidak berjalan sebagaimana hari-hari yang lain.
Maka, bila di hari Jumat seorang hamba dicabut ruhnya, hal tersebut menunjukan kebahagiannya dan baiknya tempat kembali baginya, sebab pada hari Jumat, api neraka Jahannam tidak dinyalakan, pintu-pintunya ditutup, keleluasaan api neraka tidak berjalan sebagaimana hari-hari yang lain. Maka, bila di hari Jumat seorang hamba dicabut ruhnya, hal tersebut menunjukan kebahagiannya dan baiknya tempat kembali baginya, sebab hari Jumat adalah hari terjadinya kiamat.
Allah memisahkan di antara para kekasih dan musuh-musuhNya, demikian pula memisahkan hari-hari mereka yang dapat mengundang mereka untuk berziarah kepadaNya di hari tersebut di surga ‘And. Tidaklah seorang mukmin dicabut nyawanya di hari Jumat yang penuh dengan kebesaran rahmatNya yang tidak terhingga, kecuali Allah mencatatkan untuknya keberuntungan dan kemuliaan, maka dari itu, Allah menjaganya dari fitnah kubur,”. (Syekh Abdur Rauf al-Manawi, Faidl al-Qadir, juz 5, hal. 637).”